DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010

Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:

Autor*in:	Welly Ibrahim [verfasserIn] Ansofino Ansofino [verfasserIn] Ahmad Nurul Huda [verfasserIn]

Format:	E-Artikel
Sprache:	Englisch ; Indonesisch

Erschienen:	2012

Schlagwörter:	Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict

Übergeordnetes Werk:	In: Jurnal Ilmu Sosial Mamangan - STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017, 1(2012), 2, Seite 73-84
Übergeordnetes Werk:	volume:1 ; year:2012 ; number:2 ; pages:73-84

Links:	Link aufrufen Link aufrufen Link aufrufen Journal toc Journal toc

DOI / URN:	10.22202/mamangan.1353

Katalog-ID:	DOAJ022313850

Internformat


LEADER	01000caa a22002652 4500
001	DOAJ022313850
003	DE-627
005	20230503150543.0
007	cr uuu---uuuuu
008	230226s2012 xx \|\|\|\|\|o 00\| \|\|eng c
024	7		\|a 10.22202/mamangan.1353 \|2 doi
035			\|a (DE-627)DOAJ022313850
035			\|a (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae
040			\|a DE-627 \|b ger \|c DE-627 \|e rakwb
041			\|a eng \|a ind
050		0	\|a H1-99
100	0		\|a Welly Ibrahim \|e verfasserin \|4 aut
245	1	0	\|a DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
264		1	\|c 2012
336			\|a Text \|b txt \|2 rdacontent
337			\|a Computermedien \|b c \|2 rdamedia
338			\|a Online-Ressource \|b cr \|2 rdacarrier
520			\|a Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.
650		4	\|a Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict
653		0	\|a Social sciences (General)
700	0		\|a Ansofino Ansofino \|e verfasserin \|4 aut
700	0		\|a Ahmad Nurul Huda \|e verfasserin \|4 aut
773	0	8	\|i In \|t Jurnal Ilmu Sosial Mamangan \|d STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 \|g 1(2012), 2, Seite 73-84 \|w (DE-627)1760605646 \|x 25031570 \|7 nnns
773	1	8	\|g volume:1 \|g year:2012 \|g number:2 \|g pages:73-84
856	4	0	\|u https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 \|z kostenfrei
856	4	0	\|u https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae \|z kostenfrei
856	4	0	\|u http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 \|z kostenfrei
856	4	2	\|u https://doaj.org/toc/2301-8496 \|y Journal toc \|z kostenfrei
856	4	2	\|u https://doaj.org/toc/2503-1570 \|y Journal toc \|z kostenfrei
912			\|a GBV_USEFLAG_A
912			\|a SYSFLAG_A
912			\|a GBV_DOAJ
912			\|a SSG-OLC-PHA
951			\|a AR
952			\|d 1 \|j 2012 \|e 2 \|h 73-84

Indexfelder

author_variant	w i wi a a aa a n h anh
matchkey_str	article:25031570:2012----::apkoilofienkiia
hierarchy_sort_str	2012
callnumber-subject-code	H
publishDate	2012
allfields	10.22202/mamangan.1353 doi (DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae DE-627 ger DE-627 rakwb eng ind H1-99 Welly Ibrahim verfasserin aut DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 2012 Text txt rdacontent Computermedien c rdamedia Online-Ressource cr rdacarrier Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General) Ansofino Ansofino verfasserin aut Ahmad Nurul Huda verfasserin aut In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 1(2012), 2, Seite 73-84 (DE-627)1760605646 25031570 nnns volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84 https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 kostenfrei https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae kostenfrei http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 kostenfrei https://doaj.org/toc/2301-8496 Journal toc kostenfrei https://doaj.org/toc/2503-1570 Journal toc kostenfrei GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA AR 1 2012 2 73-84
spelling	10.22202/mamangan.1353 doi (DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae DE-627 ger DE-627 rakwb eng ind H1-99 Welly Ibrahim verfasserin aut DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 2012 Text txt rdacontent Computermedien c rdamedia Online-Ressource cr rdacarrier Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General) Ansofino Ansofino verfasserin aut Ahmad Nurul Huda verfasserin aut In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 1(2012), 2, Seite 73-84 (DE-627)1760605646 25031570 nnns volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84 https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 kostenfrei https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae kostenfrei http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 kostenfrei https://doaj.org/toc/2301-8496 Journal toc kostenfrei https://doaj.org/toc/2503-1570 Journal toc kostenfrei GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA AR 1 2012 2 73-84
allfields_unstemmed	10.22202/mamangan.1353 doi (DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae DE-627 ger DE-627 rakwb eng ind H1-99 Welly Ibrahim verfasserin aut DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 2012 Text txt rdacontent Computermedien c rdamedia Online-Ressource cr rdacarrier Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General) Ansofino Ansofino verfasserin aut Ahmad Nurul Huda verfasserin aut In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 1(2012), 2, Seite 73-84 (DE-627)1760605646 25031570 nnns volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84 https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 kostenfrei https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae kostenfrei http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 kostenfrei https://doaj.org/toc/2301-8496 Journal toc kostenfrei https://doaj.org/toc/2503-1570 Journal toc kostenfrei GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA AR 1 2012 2 73-84
allfieldsGer	10.22202/mamangan.1353 doi (DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae DE-627 ger DE-627 rakwb eng ind H1-99 Welly Ibrahim verfasserin aut DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 2012 Text txt rdacontent Computermedien c rdamedia Online-Ressource cr rdacarrier Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General) Ansofino Ansofino verfasserin aut Ahmad Nurul Huda verfasserin aut In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 1(2012), 2, Seite 73-84 (DE-627)1760605646 25031570 nnns volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84 https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 kostenfrei https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae kostenfrei http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 kostenfrei https://doaj.org/toc/2301-8496 Journal toc kostenfrei https://doaj.org/toc/2503-1570 Journal toc kostenfrei GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA AR 1 2012 2 73-84
allfieldsSound	10.22202/mamangan.1353 doi (DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae DE-627 ger DE-627 rakwb eng ind H1-99 Welly Ibrahim verfasserin aut DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 2012 Text txt rdacontent Computermedien c rdamedia Online-Ressource cr rdacarrier Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar. Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General) Ansofino Ansofino verfasserin aut Ahmad Nurul Huda verfasserin aut In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017 1(2012), 2, Seite 73-84 (DE-627)1760605646 25031570 nnns volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84 https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 kostenfrei https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae kostenfrei http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 kostenfrei https://doaj.org/toc/2301-8496 Journal toc kostenfrei https://doaj.org/toc/2503-1570 Journal toc kostenfrei GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA AR 1 2012 2 73-84
language	English Indonesian
source	In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 1(2012), 2, Seite 73-84 volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84
sourceStr	In Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 1(2012), 2, Seite 73-84 volume:1 year:2012 number:2 pages:73-84
format_phy_str_mv	Article
institution	findex.gbv.de
topic_facet	Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict Social sciences (General)
isfreeaccess_bool	true
container_title	Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
authorswithroles_txt_mv	Welly Ibrahim @@aut@@ Ansofino Ansofino @@aut@@ Ahmad Nurul Huda @@aut@@
publishDateDaySort_date	2012-01-01T00:00:00Z
hierarchy_top_id	1760605646
id	DOAJ022313850
language_de	englisch Sangiang
fullrecord	<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><collection xmlns="http://www.loc.gov/MARC21/slim"><record><leader>01000caa a22002652 4500</leader><controlfield tag="001">DOAJ022313850</controlfield><controlfield tag="003">DE-627</controlfield><controlfield tag="005">20230503150543.0</controlfield><controlfield tag="007">cr uuu---uuuuu</controlfield><controlfield tag="008">230226s2012 xx \|\|\|\|\|o 00\| \|\|eng c</controlfield><datafield tag="024" ind1="7" ind2=" "><subfield code="a">10.22202/mamangan.1353</subfield><subfield code="2">doi</subfield></datafield><datafield tag="035" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">(DE-627)DOAJ022313850</subfield></datafield><datafield tag="035" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">(DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae</subfield></datafield><datafield tag="040" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">DE-627</subfield><subfield code="b">ger</subfield><subfield code="c">DE-627</subfield><subfield code="e">rakwb</subfield></datafield><datafield tag="041" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">eng</subfield><subfield code="a">ind</subfield></datafield><datafield tag="050" ind1=" " ind2="0"><subfield code="a">H1-99</subfield></datafield><datafield tag="100" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Welly Ibrahim</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="245" ind1="1" ind2="0"><subfield code="a">DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010</subfield></datafield><datafield tag="264" ind1=" " ind2="1"><subfield code="c">2012</subfield></datafield><datafield tag="336" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Text</subfield><subfield code="b">txt</subfield><subfield code="2">rdacontent</subfield></datafield><datafield tag="337" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Computermedien</subfield><subfield code="b">c</subfield><subfield code="2">rdamedia</subfield></datafield><datafield tag="338" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Online-Ressource</subfield><subfield code="b">cr</subfield><subfield code="2">rdacarrier</subfield></datafield><datafield tag="520" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.</subfield></datafield><datafield tag="650" ind1=" " ind2="4"><subfield code="a">Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict</subfield></datafield><datafield tag="653" ind1=" " ind2="0"><subfield code="a">Social sciences (General)</subfield></datafield><datafield tag="700" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Ansofino Ansofino</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="700" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Ahmad Nurul Huda</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="773" ind1="0" ind2="8"><subfield code="i">In</subfield><subfield code="t">Jurnal Ilmu Sosial Mamangan</subfield><subfield code="d">STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017</subfield><subfield code="g">1(2012), 2, Seite 73-84</subfield><subfield code="w">(DE-627)1760605646</subfield><subfield code="x">25031570</subfield><subfield code="7">nnns</subfield></datafield><datafield tag="773" ind1="1" ind2="8"><subfield code="g">volume:1</subfield><subfield code="g">year:2012</subfield><subfield code="g">number:2</subfield><subfield code="g">pages:73-84</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">https://doi.org/10.22202/mamangan.1353</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="2"><subfield code="u">https://doaj.org/toc/2301-8496</subfield><subfield code="y">Journal toc</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="2"><subfield code="u">https://doaj.org/toc/2503-1570</subfield><subfield code="y">Journal toc</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">GBV_USEFLAG_A</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">SYSFLAG_A</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">GBV_DOAJ</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">SSG-OLC-PHA</subfield></datafield><datafield tag="951" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">AR</subfield></datafield><datafield tag="952" ind1=" " ind2=" "><subfield code="d">1</subfield><subfield code="j">2012</subfield><subfield code="e">2</subfield><subfield code="h">73-84</subfield></datafield></record></collection>
callnumber-first	H - Social Science
author	Welly Ibrahim
spellingShingle	Welly Ibrahim misc H1-99 misc Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict misc Social sciences (General) DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
authorStr	Welly Ibrahim
ppnlink_with_tag_str_mv	@@773@@(DE-627)1760605646
format	electronic Article
delete_txt_mv	keep
author_role	aut aut aut
collection	DOAJ
remote_str	true
callnumber-label	H1-99
illustrated	Not Illustrated
issn	25031570
topic_title	H1-99 DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010 Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict
topic	misc H1-99 misc Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict misc Social sciences (General)
topic_unstemmed	misc H1-99 misc Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict misc Social sciences (General)
topic_browse	misc H1-99 misc Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict misc Social sciences (General)
format_facet	Elektronische Aufsätze Aufsätze Elektronische Ressource
format_main_str_mv	Text Zeitschrift/Artikel
carriertype_str_mv	cr
hierarchy_parent_title	Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
hierarchy_parent_id	1760605646
hierarchy_top_title	Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
isfreeaccess_txt	true
familylinks_str_mv	(DE-627)1760605646
title	DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
ctrlnum	(DE-627)DOAJ022313850 (DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae
title_full	DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
author_sort	Welly Ibrahim
journal	Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
journalStr	Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
callnumber-first-code	H
lang_code	eng ind
isOA_bool	true
recordtype	marc
publishDateSort	2012
contenttype_str_mv	txt
container_start_page	73
author_browse	Welly Ibrahim Ansofino Ansofino Ahmad Nurul Huda
container_volume	1
class	H1-99
format_se	Elektronische Aufsätze
author-letter	Welly Ibrahim
doi_str_mv	10.22202/mamangan.1353
author2-role	verfasserin
title_sort	dampak sosial konflik etnik di kinali 1999-2010
callnumber	H1-99
title_auth	DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
abstract	Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.
abstractGer	Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.
abstract_unstemmed	Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.
collection_details	GBV_USEFLAG_A SYSFLAG_A GBV_DOAJ SSG-OLC-PHA
container_issue	2
title_short	DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
url	https://doi.org/10.22202/mamangan.1353 https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353 https://doaj.org/toc/2301-8496 https://doaj.org/toc/2503-1570
remote_bool	true
author2	Ansofino Ansofino Ahmad Nurul Huda
author2Str	Ansofino Ansofino Ahmad Nurul Huda
ppnlink	1760605646
callnumber-subject	H - Social Science
mediatype_str_mv	c
isOA_txt	true
hochschulschrift_bool	false
doi_str	10.22202/mamangan.1353
callnumber-a	H1-99
up_date	2024-07-04T01:02:54.931Z
_version_	1803608365394296832
fullrecord_marcxml	<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><collection xmlns="http://www.loc.gov/MARC21/slim"><record><leader>01000caa a22002652 4500</leader><controlfield tag="001">DOAJ022313850</controlfield><controlfield tag="003">DE-627</controlfield><controlfield tag="005">20230503150543.0</controlfield><controlfield tag="007">cr uuu---uuuuu</controlfield><controlfield tag="008">230226s2012 xx \|\|\|\|\|o 00\| \|\|eng c</controlfield><datafield tag="024" ind1="7" ind2=" "><subfield code="a">10.22202/mamangan.1353</subfield><subfield code="2">doi</subfield></datafield><datafield tag="035" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">(DE-627)DOAJ022313850</subfield></datafield><datafield tag="035" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">(DE-599)DOAJc23bf69a629a4304a38066ae70c683ae</subfield></datafield><datafield tag="040" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">DE-627</subfield><subfield code="b">ger</subfield><subfield code="c">DE-627</subfield><subfield code="e">rakwb</subfield></datafield><datafield tag="041" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">eng</subfield><subfield code="a">ind</subfield></datafield><datafield tag="050" ind1=" " ind2="0"><subfield code="a">H1-99</subfield></datafield><datafield tag="100" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Welly Ibrahim</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="245" ind1="1" ind2="0"><subfield code="a">DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010</subfield></datafield><datafield tag="264" ind1=" " ind2="1"><subfield code="c">2012</subfield></datafield><datafield tag="336" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Text</subfield><subfield code="b">txt</subfield><subfield code="2">rdacontent</subfield></datafield><datafield tag="337" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Computermedien</subfield><subfield code="b">c</subfield><subfield code="2">rdamedia</subfield></datafield><datafield tag="338" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Online-Ressource</subfield><subfield code="b">cr</subfield><subfield code="2">rdacarrier</subfield></datafield><datafield tag="520" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.</subfield></datafield><datafield tag="650" ind1=" " ind2="4"><subfield code="a">Conflict, Ethnic Conflict, Socio-Economic Conflict</subfield></datafield><datafield tag="653" ind1=" " ind2="0"><subfield code="a">Social sciences (General)</subfield></datafield><datafield tag="700" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Ansofino Ansofino</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="700" ind1="0" ind2=" "><subfield code="a">Ahmad Nurul Huda</subfield><subfield code="e">verfasserin</subfield><subfield code="4">aut</subfield></datafield><datafield tag="773" ind1="0" ind2="8"><subfield code="i">In</subfield><subfield code="t">Jurnal Ilmu Sosial Mamangan</subfield><subfield code="d">STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017</subfield><subfield code="g">1(2012), 2, Seite 73-84</subfield><subfield code="w">(DE-627)1760605646</subfield><subfield code="x">25031570</subfield><subfield code="7">nnns</subfield></datafield><datafield tag="773" ind1="1" ind2="8"><subfield code="g">volume:1</subfield><subfield code="g">year:2012</subfield><subfield code="g">number:2</subfield><subfield code="g">pages:73-84</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">https://doi.org/10.22202/mamangan.1353</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">https://doaj.org/article/c23bf69a629a4304a38066ae70c683ae</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="0"><subfield code="u">http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1353</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="2"><subfield code="u">https://doaj.org/toc/2301-8496</subfield><subfield code="y">Journal toc</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="856" ind1="4" ind2="2"><subfield code="u">https://doaj.org/toc/2503-1570</subfield><subfield code="y">Journal toc</subfield><subfield code="z">kostenfrei</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">GBV_USEFLAG_A</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">SYSFLAG_A</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">GBV_DOAJ</subfield></datafield><datafield tag="912" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">SSG-OLC-PHA</subfield></datafield><datafield tag="951" ind1=" " ind2=" "><subfield code="a">AR</subfield></datafield><datafield tag="952" ind1=" " ind2=" "><subfield code="d">1</subfield><subfield code="j">2012</subfield><subfield code="e">2</subfield><subfield code="h">73-84</subfield></datafield></record></collection>
score	7.4003325

Nicht das Richtige dabei?

Schreiben Sie uns!

DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010

Nicht das Richtige dabei?

Zugang & Verfügbarkeit

Vorhandene Bände

Nicht das Richtige dabei?